Seorang aktor tunggal diduga berada di
balik pembobolan berbagai situs pemerintahan Amerika Serikat, PBB,
kontraktor pertahanan dan badan Olimpiade. Tidak disebutkan siapa aktor
tersebut, namun dugaan mengarah ke negara China, yang diduga tengah
memata-matai AS dan sekutunya.
Pengungkapan
adanya peran aktor tunggal ini disampaikan oleh perusahaan keamanan
internet AS, McAfee, dilansir dari laman CNN, Rabu, 3 Juli 2011. McAfee
mengatakan pembobolan jaringan yang dilakukan pelaku tunggal ini disebut
dengan operasi Shady RAT.
Operasi ini memungkinkan pelaku
mengakses data militer dan industri dari 72 targetnya, kebanyakan di AS,
selama lebih dari lima tahun. McAfee tidak menyebutkan satu-persatu
targetnya, namun perusahaan ini mengungkapkan ada 14 kantor pemerintah
AS, Kanada, India, Korea Selatan dan Taiwan yang berhasil dibobol.
Selain itu beberapa perusahaan kontraktor pertahanan, Komite Olimpiade
Internasional, dan bahkan perusahaan keamanan internet, pernah
ditembusnya.
Dalam laporan setebal 14 halamannya, McAfee
mengatakan hacker menggunakan teknik phishing canggih atau menyamar
menjadi unsur terpercaya demi mengelabui sasarannya. Ketika berhasil
memasuki jaringan target, hacker menanamkan program yang mampu menyusup
ke banyak komputer dan mencuri data. berbagai rahasia, seperti rincian
informasi dan password berhasil dicuri, semakin memudahkan mereka
menerobos lebih ke dalam.
Hal ini ditemukan McAfee ketika
memeriksa bagian komando dan pelayanan sebuah server, yang ternyata
menyimpan catatan pembobolan. Menurut catatan, pembobolan dilakukan
sejak 2006. McAfee mengatakan kemungkinan aktivitas ini telah dilakukan
jauh sebelum tahun tersebut.
Wakil Presiden McAfee, Dmitri
Alperovitch, mengatakan serangan yang kebanyakan menyasar organisasi non
profit dan pemerintahan ini mengindikasikan pelaku bukan perorangan,
melainkan sebuah negara. Alperovitch menolak memberitahukan negara yang
dimaksud, namun para ahli menuduh China berada di balik tindakan
tersebut.
Bukannya tidak beralasan, mata-mata China telah
berulangkali tertangkap mencoba memperoleh informasi dari AS. Menurut
laporan GlobalSecurity.org, tercatat lima orang mata-mata China yang
berhasil teridentifikasi dan tertangkap sejak tahun 40an. Beberapa dari
mereka bahkan telah menetap selama puluhan tahun di AS.
Para ahli
keamanan AS juga mengatakan dugaan diperkuat atas laporan McAfee yang
menyebutkan target kebanyakan adalah lawan politik China, di antaranya
adalah Taiwan. Mereka mengatakan China tengah meningkatkan mata-mata
dunia mayanya terhadap AS dan perusahaan besar seperti Google. Namun,
semua tuduhan ini dibantah oleh pemerintah China yang mengaku tidak
pernah melakukan aktivitas mata-mata terhadap AS.
Menurut catatan
GlobalSecurity, China mengincar informasi teknologi tinggi di
California selatan dan Silicon Valley. Menurut badan ini, mata-mata
China terdiri dari 1.500 diplomat China di 70 kantor, 15.000 pelajar
China dan 10.000 delegasi China ke AS.
Namun, dugaan ini
dimentahkan oleh Graham Cluley, konsultan teknologi senior di perusahaan
keamanan internet Sophos. Dia mengatakan agar berhati-hati dalam
menuduh China, karena laporan yang dibawa oleh McAfee tidak ada yang
baru.
"Kita semua tahu perusahaan-perusahaan diincar oleh hacker
dan motifnya pasti demi uang. Namun belum ada bukti kuat China yang
melakukan hal itu. Semua negara di dunia, jangan naif, menggunakan
komputer untuk mematai-matai negara lain, jadi bisa saja itu Cameroon
(Perdana Menteri Inggris) yang melakukannya. Tidak ada bukti China yang
melakukannya," tegas Cluley kepada CNN. (umi)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
wahh... mantaph negh China
ReplyDelete